25 Jan 2017

Explore Karangrejo

Rasanya kurang afdol jika kita sering berkunjung ditempat-tempat wisata yang jauh dari tempat tinggal kita tanpa mengetahui wisata yang berada didaerah sekitar tempat tinggal. Nah kali ini saya ingin mencoba dan memperkenalkan tempat "wisata" yang ada di daerah tempat tinggal saya yaitu Desa Karangrejo.



Yang pertama adalah Sumber Dlopo. Mungkin sebagian orang sudah banyak yang kenal dengan keberadaan tempat ini. Sudah banyak sekali orang dari luar daerah yang berkunjung ke Sumber Dlopo dengan tujuan yang berbeda-beda. Memang ada mitos yang mengatakan jika mandi di Sumber Dlopo bisa menyembuhkan segala penyakit, Ingat...hanya MITOS, boleh percaya boleh juga enggak. Sumber Dlopo sudah banyak mengalami perbaikan. Dari sisi Sumbernya maupun lingkungan sekitar.
Sumber Dlopo memiliki panjang kira-kira 50 meter dan lebar 25 meter ini tidak pernah sepi pengunjung. apalagi saat hari libur banyak sekali yang berenang di Sumber Dlopo ini
A photo posted by galang sulaksono (@galang271) on
.

Ada banyak akses jalan untuk masuk area Sumber Dlopo. Tetapi ada satu jalan utama yang biasanya dilewati para pengunjung adalah jalan sebelah Timur, yang bisa dilewati berbagai kendaraan seperti sepeda, motor, ataupun mobil. Dan jalan yang lain hanyalah jalan yang hanya bisa dilewati dengan jalan kaki yang biasanya dilewati warga sekitar tanpa harus membawa kendaraan.

Sumber Dlopo ini dibagi menjadi beberapa bagian dan fungsi. Yang pertama adalah bagian utama, yang terletak dipaling ujung timur dari Sumber Air asalnya, digunakan untuk mandi, berenang, dan sebagainya karena tempatnya paling luas. Kemudia bagian barat sejenis Anak sungai, biasanya digunakan untuk mandi anak kecil, karena daerah yang dangkal cocok untuk mandi anak-anak kecil atau sekedar "keceh". Kemudian diujung barat digunakan untuk mencuci pakaian para warga sekitar, karena airnya bersih dan terus mengalir. Kemudian selanjutnya hanyalah aliran sungai biasa yang digunakan untuk pengairan sawah dan sebagainya.

Entah ini mitos atau fakta, bahwa semua warga Dlopo bisa berenang. Yap, meskipun berenang tanpa Teori sesungguhnya tetapi pada intinya warga Dlopo semuanya bisa berenang. Karena sejak kecil mereka sudah terbiasa mandi dan berenang di sumber dlopo. Contoh saja keluarga kami semua bisa berenang, termasuk Ibu saya yang asli orang dlopo juga bisa berenang wkwkw... Bahkan saat ini saya punya 2 keponakan yang dulu belum genap 2 tahun sudah sering sekali mandi di sumber dlopo (sekarang hampir 3 tahun) untuk melanjutkan budaya berenang keluarga haha...

Lokasi Sumber Dlopo. Di GMaps namanya Dlopo Waterpark wkwk :v (ulah siapa ini)


Yang kedua Adalah sumber Kweden. Sumber Kweden dibilnag tempat baru. Karena tempatnya satu kawasan dengan Pasar Bagindowati yang terletak di dusun Kweden. Sumber ini tidak jauh beda dengan Sumber Dlopo. Saya sendiri juga belum pernah mencoba mandi disana. yang saya lihat hanya ada satu bagian di Sumber Kweden tersebut.
Saat pagi hari aktivitas Pasar sangat ramai, jadi jika ingin kesini mungkin siang hari lebih baik karena tidak akan terganggu dengan aktivitas pasar disini. Biaya masuk pun juga Nol rupiah, mungkin jika dikenai tarif parkir cuma seberapa.
Gerbang Masuk Sumber Kweden
Sumber Kweden sisi 1

Sumber kweden sisi 2

Sumber Kweden sisi 3
Sebenarnya masih ada beberapa tempat yang ada, tetapi sementara tempat2 diatas yang paling banyak dikunjungi. jadi jangan ragu2 untuk datang dan manfaatkan momen tersebut bersama teman atau keluarga. Terimakasih sudah mampir. Terimakasih Sudah Baca. Jangan lupa +1 dan Share ke teman2 yang lain. Bye...
Share:
Read More

4 Jan 2017

2017 di Gunung Kelud

Hari minggu kemarin tepatnya 2 hari sebelum liburan sekolah berakhir kami bertiga menyempatkan main PS bareng ditempatnya Aan yang notabene punya rentalan PS. Tapi kami mainnya di dalem kamar, bukan di tempat anak2 buat main itu. Setelah beberapa jam main si Mahadi dapet BBM dari salah satu teman masa kuliah dulu yaitu si Panji, di ngajak ke Kelud. Katanya belum mengunjungi sana setelah peristiwa Erupsi tahun 2014 yang lalu. Karena liburan hanya tersisa 1 hari, jadi kami oke2 aja deh. Langsung skippp….
Hari senin pagi kami berempat langsung berangkat ke Gunung Kelud naik duo Matic. Yap, saling boncengan gitu sih. Perjalanan cukup lancer dan ramai karena saat itu masih hari libur buat anak2 sekolah. Sebenarnya saya sendiri sudah beberapa kali kesana setelah meletus tahun 2014 lalu, tapi ya nggak ada salahnya kan kesana bareng teman2. Ada beberapa alasan juga kenapa saya ingin ikut. Yang pertama ya “aji mumpung” mumpung libur dan mumpung semua sempet, karena udah nggak mudah ngumpul bareng kalo udah lulus dari sekolah/kuliah. Kemudian saya pingin tau juga Taman Margomulyo atau Taman Dewi Kilisuci atau Taman Lembusuro atau Taman apalah itu….dan Kampung Anggrek yang ramai banget di Instagram
A photo posted by galang sulaksono (@galang271) on
.
Oh iya, kami sempet kesini tahun 2012 lalu, kalo nggak salah pas semester 2. Sedikit Fotonya ada di Postingan ini.
Sebelum jalan-jalan keatas, ada wisata baru di gunung kelud yaitu Taman Dewi Sekartaji atau taman margomulyo saya juga bingung. Sekilas konsepnya mirip Selecta yang ada di Batu Malang, yaitu taman bunga yang memanjang. Meskipun belum semua bunga mekar, tapi salah satu jenis buunga sudah mekar dan layak untuk tempat selfie atau foto. Disana juga ada taman Hammock dan beberapa gazebo yang digunakan untuk bersantai. Pemandangan sekitar juga indah dan Instagramable banget deh. Tapi taman ini masih dalam tahap pengembangan, beberapa jenis tanaman belum tumbuh dengan baik. Dalam hal ini kita dikenai tarif Rp.5000/orang. Kemudian kita lanjut keatas untuk melihat pemandangan lain gunung kelud
A photo posted by galang sulaksono (@galang271) on
.
A photo posted by galang sulaksono (@galang271) on
Saat berkunjung ke Gunung Kelud saat ini udah berbeda seperti yang dulu dimana sudah ada tempat parkir yang luas, dan selanjutnya terserah kita mau kemana (keatas atau kebawah sumber air panas). Sekarang kendaraan bermotor tidak boleh dibawa sampai atas, ada batas parkir kendaraan motor maupun mobil. Jadi kita hars berhenti di batas parkiran dan harus jalan kaki untuk menuju keatas. Jika dilihat memang sangat jauh untuk menuju keatas. Tapi karena rasa penasaran dan merasa rugi jika tidak naik keatas, maka kita “Jabanin” deh wkwk…
Baru beberapa saat naik, tiba-tiba serangan udara berupa air datang (baca:hujan). Sehingga pemandangan alam disamping kanan kiri tertutup kabut. Tapi setelah sampai atas hujan berhenti. Dan ini adalah pertamakali saya tau bahwa terdapat pagar pembatas. Semecam pagar dari sebuah proyek yang memang notabene sedang memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kawasan wisata gunung kelud ini. Jadi pengunjung hanya bisa berhenti di pagar pembatas tersebut, tidak bisa melanjutkan sampai atas
A photo posted by galang sulaksono (@galang271) on
Ada 2 opsi untuk bisa sampai atas dibelakang pagar pembatas. Yang pertama adalah Jalan kaki yang memang terasa capeknya. Dan yang kedua adalah naik ojek. Biaya untuk naik ojek adalah Rp. 5.000,- . kita bisa diantar sampai keatas, tapi entahlah kembalinya kebawah apakah harus membayar kembali atau tidak. Jadi selagi kita masih sehat, tidak ada salahnya memilih jalan kaki saja. hehe
Share:
Read More