Hari minggu kemarin tepatnya 2 hari sebelum liburan sekolah
berakhir kami bertiga menyempatkan main PS bareng ditempatnya Aan yang notabene
punya rentalan PS. Tapi kami mainnya di dalem kamar, bukan di tempat anak2 buat
main itu. Setelah beberapa jam main si Mahadi dapet BBM dari salah satu teman
masa kuliah dulu yaitu si Panji, di ngajak ke Kelud. Katanya belum mengunjungi
sana setelah peristiwa Erupsi tahun 2014 yang lalu. Karena liburan hanya
tersisa 1 hari, jadi kami oke2 aja deh. Langsung skippp….
Hari senin pagi kami berempat langsung berangkat ke Gunung
Kelud naik duo Matic. Yap, saling boncengan gitu sih. Perjalanan cukup lancer
dan ramai karena saat itu masih hari libur buat anak2 sekolah. Sebenarnya saya
sendiri sudah beberapa kali kesana setelah meletus tahun 2014 lalu, tapi ya
nggak ada salahnya kan kesana bareng teman2. Ada beberapa alasan juga kenapa
saya ingin ikut. Yang pertama ya “aji mumpung” mumpung libur dan mumpung semua
sempet, karena udah nggak mudah ngumpul bareng kalo udah lulus dari
sekolah/kuliah. Kemudian saya pingin tau juga Taman Margomulyo atau Taman Dewi
Kilisuci atau Taman Lembusuro atau Taman apalah itu….dan Kampung Anggrek yang
ramai banget di Instagram
.
Oh iya, kami sempet kesini tahun 2012 lalu, kalo nggak salah
pas semester 2. Sedikit Fotonya ada di Postingan ini.
Sebelum jalan-jalan keatas, ada wisata baru di gunung kelud
yaitu Taman Dewi Sekartaji atau taman margomulyo saya juga bingung. Sekilas
konsepnya mirip Selecta yang ada di Batu Malang, yaitu taman bunga yang
memanjang. Meskipun belum semua bunga mekar, tapi salah satu jenis buunga sudah
mekar dan layak untuk tempat selfie atau foto. Disana juga ada taman Hammock
dan beberapa gazebo yang digunakan untuk bersantai. Pemandangan sekitar juga
indah dan Instagramable banget deh. Tapi taman ini masih dalam tahap
pengembangan, beberapa jenis tanaman belum tumbuh dengan baik. Dalam hal ini
kita dikenai tarif Rp.5000/orang. Kemudian kita lanjut keatas untuk melihat
pemandangan lain gunung kelud
.
Saat berkunjung ke Gunung Kelud saat ini udah berbeda
seperti yang dulu dimana sudah ada tempat parkir yang luas, dan selanjutnya
terserah kita mau kemana (keatas atau kebawah sumber air panas). Sekarang
kendaraan bermotor tidak boleh dibawa sampai atas, ada batas parkir kendaraan
motor maupun mobil. Jadi kita hars berhenti di batas parkiran dan harus jalan
kaki untuk menuju keatas. Jika dilihat memang sangat jauh untuk menuju keatas.
Tapi karena rasa penasaran dan merasa rugi jika tidak naik keatas, maka kita
“Jabanin” deh wkwk…
Baru beberapa saat naik, tiba-tiba serangan udara berupa air
datang (baca:hujan). Sehingga pemandangan alam disamping kanan kiri tertutup
kabut. Tapi setelah sampai atas hujan berhenti. Dan ini adalah pertamakali saya
tau bahwa terdapat pagar pembatas. Semecam pagar dari sebuah proyek yang memang
notabene sedang memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kawasan wisata gunung
kelud ini. Jadi pengunjung hanya bisa berhenti di pagar pembatas tersebut,
tidak bisa melanjutkan sampai atas
.
Ada 2 opsi untuk bisa sampai atas dibelakang pagar pembatas.
Yang pertama adalah Jalan kaki yang memang terasa capeknya. Dan yang kedua
adalah naik ojek. Biaya untuk naik ojek adalah Rp. 5.000,- . kita bisa diantar
sampai keatas, tapi entahlah kembalinya kebawah apakah harus membayar kembali
atau tidak. Jadi selagi kita masih sehat, tidak ada salahnya memilih jalan kaki
saja. hehe
0 komentar:
Posting Komentar