Media Sosial sudah ak senyaman dulu, kenapa? Entahlah apa yang saya rasakan apakah juga dirasakan netizen "normal" yang lan. saya merasa setelah tahun 2013, media sosial khususnya Facebook sudah bukan facebook lagi. Emm...baiklah sepertinya saya perlu flashback dulu...
meskipun facebook pertama kali dibuat tahun 2004, tetapi saya baru kenal dan membuat akun pada tahun 2009. Saat itu masih Friendster yang berkuasa. dan saat itu saya juga masih duduk dibangku SMA jurusan IPA wkwk...nggak ada yg nanyak kali. Jiwa saya saat itu juga persis dengan jiwa2 anak2 SMA yang "kekinian", saya ngikutin update apapun di dunia maya, dan hanya sekedar PUNYA, yap...punya akun facebook maksudnya. Sama halnya ketika kamu datang ke sebuah kota baru, tak ada yang kau kenal disana, dan kamu harus bereksplore untuk bertahan hidup. Sama halnya dengan Facebook, pertama kali nampak damai sekali..ya kali nggak punya temen sih :v . Saat itu Friendlist hanyalah sebatas teman sekelas, kemudian merembet ke Kelas lain, lebih besar lagi kenalan satu sekolahan, dari luar sekolah, luor kota, dan seluruh Indonesia.
Saya Ingat betul saat bergabung disebuah grup komputer, dari situlah saya kenal orang2 dari luar kota yang menjadi akrab sampai sekarang di dunia maya, meskipun kita tidak pernah Meet Up. dan apa hubungannya semua itu dengan tema yang dibahas?? dulu awal2 punya facebook itu isi timelinenya nggak bikin bosen atau apalah, isinya itu tentang hobi dan curhatan2 teman2 yang menarik untuk dikomentarin. Memang saat itu saya sangat menyukai dunia komputer, jadi grup2 kebanyakan yang saya ikuti ya mengenai komputer, dari situ juga saya belajar banyak mengenai komputer.
Beranjak ke tahun 2013-an suasana Facebook semakin ramai disamping perkembangan teknologi dan Perangkat Mobile yang sudah mendukung internet bisa dengan mudah mengakses internet ataupun sosial media. Netizen menjadi semakin Eksis di dunia maya. Semua sudah dalam genggaman yang terbalut dalam sebuah Smartphone. Segala informasi dan berita sangat cepat menyebar. Yah...saya merasa tahun 2013 lah teknologi berbasis mobile sangat kencang sekali berkembang hingga saat ini.
Kemudian memasuki 2014 yang notabene adalah tahun Pemilihan Presiden Indonesia. Dimana terdapat 2 pasang Capres dan Cawapres. Sontak hal ini seperti "Memecah" Indonesia menjadi 2 Kubu. Kubu no. 1 dan kubu no. 2. Hal ini sangat terasa di berbagai media sosial, dimana orang2 mengagungkan dukungan pada calan yang mereka dukung, dan memaki calon lawan. meskipun tidak semua masyarakat indonesia seperti itu, tapi semua terlihat jelas di sosial media jika salah satu calon melakukan blunder atau kesalahan maka pihak lawan akan "memberondong" dengan makian atau bully-an hanya untuk menjatuhkan lawan politik tersebut. Bahkan hampir setahun lebih dengan kinerja pemerintahan yang baru yang menurut saya juga "kurang" memuaskan, masih ada aja cacian, makian, kritikan untuk pemerintahan saat ini. Memang saya ini buka pengamatpolitik, ataupun pecinta politik, saya hanya berpendapat menurut sudut pandang orang "normal".
Seiring berjalannya waktu masalah tersebut sudah sedikit diabaikan, kemudia muncul lagi persoalan dalam negeri yang membuat saya sangat sedih, yap PENISTAAN AGAMA! . Kembali saya katakan saya bukan seorang yang ahli di bidang tersebut, saya hanya berpendapat dari sudut pandang seorang "katakanlah mahasiswa". Calon Gubernur yang sedang berkampanye ke suatu tempat, kedapatan mengatakan sesuatu yang bebau menistakan agama. Hal ini membuat Indonesia kembali terbelah. Saya yakin para pembaca tulisan ini sudah tau pasti bagaimana kronologi kasus ini. saya tidak akan membahas lebih lanjut.
Yang saya sedihkan adalah sudah lupanya warga indonesia dengan semboyan negara ini. Saya yakin kalian sudah tau semua bagaimana semboyan negara ini. Ada pihak yang berpendpat bahwa etnis selain pribumi atau selain muslim dilarang menjadi seorang pemimpin. Yah...memang saat itu gubernurnya berasal dari Etnis tionghoa dan non muslim. Tapi ayolah...jangan pandang dari sisi itunya, lihatlah kinerjanya, prestasinya, hasil nyatanya. Tapi mau bagaimana lagi, rasanya tidak suka terhadap sesuatu memang sulit dihilangkan.
Saya muslim, kalian juga muslim, apakah kalian lupa ketika dulu mengaji, diceramahin ustadz ataupun kyai. Islam tidak mengajarkan kebencian, tidak mengajarkan perpecahan, tidak mengajarkan keburukan. Tapi mengapa dengan label Membela Islam sampai kau buat dosa dirimu sendiri. Saya yakin, kalian yang berpendidikan juga ngerti, apa yang harus kalian lakukan jika seperti itu. Apakah kalian ikut mengolok2? ikut menghina? atau bagaimana?...
Saya seorang pengajar di sebuah SMK Swasta yang berbasis Islam di Kota ini. Dan saya sangat sedih sekali melihat bahkan pernah dengan Live mendengarkan murid-murid yang notabene adalah golongan terpelajar, berpendidikan, bisa ikut2an menghina pemimpin nonmuslim tersebut. Bahkan di Facebook mereka juga mengatakan demikian, tidak akan saya block tapi cuma unfollow saja. sedikit malu sebenarnya, tapi mereka dan kita semua masih terlapisi HAM di negara Demokratis ini.
Seperti itulah, isi Timeline Facebook saya, (mungkin juga kalian) saat ini. Bebagai berita HOAX yang bisa memicu Perpecahan antar umat beragama, bahkan perpecahan negara ini. Sudah banyak dalam friendlist yang saya Unfollow, karena saya anggap suatu yang tidak bermanfaat. lebih bermanfaat lihat curhatan temen masalah kejombloannya :v.....wait...saya juga Jones ..hiks.....oke
sebenarnya masih ada yang perlu saya tulis, ternyata mata ini udah berat... bye...
0 komentar:
Posting Komentar