21 Des 2016

Ibuk

Selamat hari ibu...Happy Mothers Day... Yah...kata-kata itulah yang tiap tanggal 22 Desember selalu memenuhi timeline saya di medsos manapun. Emang nggak ada salahnya sih mengucapkan via Medsos, lagian sekarang juga zamannya "apa2 media sosial" . Kemudia ada yang bilang " eh, ibuk lo nggak punya FB, ucapin ke orangnya langsung lah" . Nah, kalo menurut saya itu privasi masing2 sih, mau ngucapin ke orangnya langsung atau enggak kita juga nggak tau. Yang pasti menurut saya itu hanyalah sebuah hari peringatan. Lagian kalian yang masih dirumah dan ngikiut sama orang tua juga tiap hari ketemu. Pasti juga sering bantuin mereka kan? jadi itu yang saya sebut hari ibu sepanjang waktu. Nggak hanya sekedar mengucapkan, tetapi juga tindakan nyata, apa yang sudah kamu berikan ke ibumu? apa yang sudah kamu lakukan untuk ibumu? seberapa banyak tingkah lakumu yang bikin ibumu jengkel? yah...seperti itulah....

Saya dilahirkan oleh seorang Ibu 24 tahun yang lalu. Ibu saya mempunyai nama yang cukup susah jika ditulis, dan berbeda ketika dilafalkan. Ibu saya bernama Siti Roechatul Mudjajanah, yap itu masih menggunakan ejaan lama. Entah bagaimana awalnya, tetapi orang2 menyebutnya Siti Roikah. Dan panggilan dirumah itu Mbak Rok atau Buk Rok. Ibuku juga dilahirkan seorang ibu juga :v , iya pastilah wkwk...yang jelas sekarang nenek saya. Kakek dan Nenek adalah orang yang sangat Taat Beragama karena ditempat tinggal kami adalah kawasan Pondok Pesantren, Jadi sudah pasti menular juga ke Ibuk. Jadi sejak kecil Ibuk selalu menekankan ke saya untuk belajar mengaji, sejak kecil pun saya juga sekolah dan mengaji. Dari mengaji Al-Quran sehabis subuh di Pondok sampai menjelang berangkat sekolah, malam harinya habis magrib mengaji Kitab di Pondok juga. Jadi kalau saya nggak hadir/bolos saya paling takut deh diomelin Ibuk. Jadi Ibuk saya memang seperti Ibu2 pada umumnya yang sangat perhatian pada anaknya..

Dulunya Ibuk bekerja membuka kios dirumah, menjual segala jenis kebutuhan pokok gitu deh, saya nggak begitu ingat soalnya saya masih kecil waktu itu. Kemudia berhenti berjualan dirumah, dan kembali berjualan di Pasar Gudang Garam, awalnya juga menjual kebutuhan sehari-hari tapi kemudian berganti berjualan telur ayam. Hal ini berjalan cukup lama, sampai saya masuk kuliah, Ibuk masih berjualan di Pasar. Tapi ketika Kakak saya melahirkan anak, ibuk berhenti berjualan untuk merwat Cucu3nya kalau sedang ditinggal kerja sama Mamanya. Sekarang Ibuk bekerja di RS. Aura Syifa bagian Dapur, pokoknya yang belanja kebutuhan dapur itu deh. Ibuk kerja disitu berangkatnya habis Subuh gitu, jadi masih gelap gitu berangkat kepasar membeli kebutuhan dapur yang sudah ada jadwalnya apa yang harus dibeli pada hari itu, dan pulang kerumah maksimal pukul 8 pagi. Disamping itu Ibuk juga sebagai pengurus Posyandu di daerah sini, entah bagaimana pembagian daerahnya, yang pasti sebulan sekali pasti ada Posyandu, dan kalo gk salah Ibuk sebagai Sekretarisnya. Dan ada lagi, tiap hari selasa dan Jumat ibuk sebagai apa ya...katakanlah Asisten di Poliklinik di Desa, jadi melayani warga yang sedang sakit gitu, Ibuk bersama salah seorang dokter. Meskipun Ibuk nggak punya gelar akademik, tapi masalah Obat2an Ibuk termasuk hafal juga loh, jadi ketika orang dirumah sedang sakit apa gitu, Ibuk udah hafal obat apa yang harus diberikan. Soalnya udah lama juga jadi Asisten Dokter itu, jadi belajar dari pengalaman waktu kerja wkwk...keren lah.

Keseharian Ibuk dirumah ya jagain kedua cucunya yang kembar itu. Jadi dirumah itu ada kedua anak dari Mbak, yang memang kebetulan kembar/lahir barengan cewek cowok, saat ini berusia 2 tahun. ketika semua tidak ada dirumah (aku, mbak, dan bapak sedang kerja/ada urusan) jadi ya Ibuk seorang yang jagain mereka buat sekedar bermain atau apalah. Tidak jarang juga ketika mereka berdua bertengkar, wah rame deh. Nah disinilah saya bener2 sedih jika melihat Ibuk sendirian jagain mereka. Apalagi kalau marahnya Ibuk udah memuncak, ketika si Mbak melakukan sesuatu yang nggak cocok sama Ibuk dan berdampak ke kedua anaknya, dan lebih berdampak lagi ke Ibuk ketik menjaganya, pasti Marah2 ke saya. Duhh...kalo denger gitu saya juga bingung dan ikut sedih.... kadang saya sendiri juga ikut jengah kalo dirumah sedang ada ribut seperti itu. tapi yah...mau bagaimana lagi. 

Ah masih banyak sebenernya yang mau aku tulis tentang Ibuk......To be Continue dulu yah... bye
Share:

0 komentar:

Posting Komentar